Uncategorized

LGOSUPER – AS, Kanada, Meksiko, Inggris, Jerman, Prancis, Brasil, Turki, dan Kolombia mengalami perubahan pola perjalanan baru karena kebijakan visa dan perbatasan AS yang lebih ketat pada tahun 2025

AS, Kanada, Meksiko, Inggris, Jerman, Prancis, Brasil, Turki, dan Kolombia mengalami perubahan pola perjalanan baru karena kebijakan visa dan perbatasan AS yang lebih ketat pada tahun 2025

Kamis, April 3, 2025


Saat Amerika Serikat memasuki tahun 2025, sektor pariwisatanya menghadapi tantangan yang semakin besar, didorong oleh kebijakan perbatasan yang lebih ketat, biaya aplikasi visa yang meningkat, dan iklim politik yang memecah belah. Meskipun AS tetap menjadi salah satu tujuan wisata teratas di dunia, efek gabungan dari faktor-faktor ini mulai memberikan dampak yang tidak dapat disangkal pada jumlah pengunjung internasional dan pengeluaran pariwisata.

Perubahan Sikap: Penurunan Jumlah Pengunjung

Pada tahun 2023, AS menyambut 66.5 juta pengunjung internasional, jumlah yang signifikan yang mencerminkan status negara tersebut sebagai pusat pariwisata global. Kota-kota besar seperti New York, San Francisco, dan Chicago, bersama dengan tempat-tempat terkenal seperti Taman Nasional Yosemite, secara historis telah menarik jutaan wisatawan. Namun, laporan awal untuk tahun 2025 menunjukkan bahwa tren ini mungkin mulai berbalik. Menurut Tourism Economics, perjalanan masuk ke AS diperkirakan akan turun sebesar 5.5% tahun ini, sangat kontras dengan perkiraan sebelumnya yang memprediksi pertumbuhan hampir 9%.

Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap penurunan ini, termasuk pembatasan perbatasan baru, biaya aplikasi visa yang meningkat, dan pengawasan yang lebih ketat di titik masuk. Perubahan ini mulai memengaruhi rencana perjalanan wisatawan internasional, terutama dari pasar utama seperti Kanada dan Eropa Barat, dua sumber pengunjung asing terbesar ke AS.

Biaya Visa dan Keterlambatan Pemrosesan: Kendala Utama

Salah satu tantangan paling menonjol yang memengaruhi pariwisata internasional ke AS adalah kenaikan biaya aplikasi visa yang signifikan. Pada tahun 2024, Layanan Kewarganegaraan dan Imigrasi AS (USCIS) menaikkan biaya dari $460 menjadi lebih dari $1,615 per pemohon. Kenaikan drastis ini telah menimbulkan kekhawatiran yang signifikan di kalangan wisatawan, terutama bagi mereka yang sebelumnya menganggap AS sebagai tujuan yang mudah diakses dan terjangkau.

Artis dan artis internasional sangat terpukul, banyak yang harus membatalkan tur karena beban biaya yang tak terduga dan waktu pemrosesan yang lama. Penundaan ini, ditambah dengan biaya yang lebih tinggi, membuat proses mendapatkan visa menjadi lebih rumit, sehingga banyak calon pengunjung enggan merencanakan perjalanan ke AS. Dampak dari perubahan ini dirasakan di berbagai sektor, mulai dari pariwisata hingga industri hiburan.

Pembatasan Perbatasan dan Dampaknya terhadap Pariwisata

Selain komplikasi visa, penegakan hukum perbatasan yang lebih ketat menciptakan hambatan lebih lanjut bagi pelancong internasional. Pendekatan pemerintahan Trump terhadap kebijakan imigrasi, termasuk pengawasan yang lebih ketat di pelabuhan masuk AS, telah mengakibatkan peningkatan jumlah penahanan dan penolakan masuk. Baru-baru ini, seorang ilmuwan Prancis ditahan selama lebih dari 10 hari setelah dituduh berbagi pendapat yang mengkritik kebijakan penelitian AS. Insiden yang mendapat sorotan publik seperti ini mulai membuat pelancong waspada untuk mengunjungi AS, terutama karena laporan tentang penggeledahan yang invasif dan penahanan yang lama meningkat.

Bahkan warga AS pun tidak kebal terhadap perubahan ini, dengan banyak yang menyatakan kekhawatiran atas meningkatnya militerisasi penegakan hukum perbatasan. Menurut para ahli, taktik agresif ini mulai mengubah persepsi global terhadap AS, membuatnya tampak kurang ramah bagi pengunjung internasional.

Penurunan Jumlah Pengunjung dari Kanada

Kanada, pasar pariwisata internasional terbesar di AS, telah menunjukkan tanda-tanda penurunan signifikan dalam perjalanan lintas batas. Sejak pemerintahan Trump mengumumkan tarif sebesar 25% untuk banyak barang Kanada, penyeberangan perbatasan dari Kanada ke AS telah menurun hingga 45% pada hari-hari tertentu. Warga negara Kanada kini menghadapi kombinasi biaya perjalanan yang lebih tinggi karena tarif dan waktu pemrosesan visa yang lama, yang menyebabkan penurunan kunjungan ke destinasi di AS.

Air Canada, sebagai respons terhadap berkurangnya permintaan, telah mulai mengurangi jumlah penerbangan ke beberapa destinasi liburan utama di AS, seperti Las Vegas. Menurut jajak pendapat terbaru oleh firma riset pasar Kanada Leger, 36% warga Kanada yang telah merencanakan perjalanan ke AS pada tahun 2025 telah membatalkan rencana perjalanan mereka. Asosiasi Perjalanan AS telah memperingatkan bahwa pengurangan 10% dalam perjalanan masuk Kanada pun dapat mengakibatkan kerugian pengeluaran sebesar $2.1 miliar, yang membahayakan ribuan pekerjaan di sektor perhotelan dan pariwisata AS.

Sentimen Eropa Barat terhadap AS

Amerika Serikat juga menghadapi penurunan opini positif dari wisatawan Eropa Barat. Penelitian oleh YouGov mengungkapkan bahwa sikap terhadap AS telah menjadi jauh lebih negatif sejak terpilihnya kembali Donald Trump. Di negara-negara seperti Inggris, Jerman, Swedia, dan Denmark, mayoritas warga negara kini memiliki pandangan yang tidak baik terhadap AS. Retorika yang dipolitisasi seputar imigrasi, hak asasi manusia, dan perlakuan terhadap kelompok minoritas khususnya telah memengaruhi keinginan untuk mengunjungi AS.

Karena pemerintah AS terus memberlakukan tarif dan memihak Rusia dalam berbagai isu seperti perang di Ukraina, industri perjalanan mulai merasakan dampak dari pergeseran politik ini. Pelancong Eropa Barat, yang secara historis berkontribusi pada jumlah wisatawan yang datang, kini beralih ke destinasi lain di Eropa dan sekitarnya, di mana mereka merasa lebih diterima dan tidak terlalu terbebani oleh pembatasan perjalanan.

Meningkatnya Kekhawatiran bagi Pengunjung Meksiko

Meksiko, sumber pengunjung masuk terbesar kedua di AS, juga melihat tanda-tanda perlambatan dalam perjalanan. Langkah-langkah penegakan hukum perbatasan baru, yang mencakup peraturan visa yang lebih ketat, menimbulkan kekhawatiran di kalangan calon wisatawan Meksiko. Laporan menunjukkan penurunan 6% dalam perjalanan udara dari Meksiko ke AS pada Februari 2025, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2024. Ekonomi Pariwisata menunjukkan bahwa perubahan ini, khususnya penundaan yang berkepanjangan dan kebijakan yang membatasi, dapat berdampak signifikan terhadap kontribusi Meksiko terhadap pendapatan pariwisata AS di tahun-tahun mendatang.

Peringatan Perjalanan Terbaru dan Dampaknya terhadap Wisatawan LGBT+

Beberapa negara, termasuk Inggris dan Jerman, baru-baru ini memperbarui peringatan perjalanan mereka ke AS, memperingatkan warga negara mereka tentang risiko penangkapan atau penahanan jika mereka melanggar aturan visa atau masuk. Perubahan ini merupakan bagian dari pola yang lebih luas, dengan banyak negara Eropa, termasuk Prancis, Jerman, Denmark, dan Norwegia, mengeluarkan peringatan khusus untuk pelancong transgender dan non-biner.

Penolakan AS untuk menerbitkan paspor dengan tanda "X" bagi warga negara non-biner, dikombinasikan dengan permintaan bagi para pelancong untuk menyatakan jenis kelamin biologis mereka saat lahir pada aplikasi visa, telah menyebabkan meningkatnya kekhawatiran tentang keamanan dan keadilan sistem imigrasi AS bagi individu dengan gender yang beragam. Karena pembatasan ini terus berkembang, AS berisiko mengasingkan sebagian besar pasar perjalanan global, khususnya di antara para pelancong progresif yang memprioritaskan hak asasi manusia dan inklusivitas.

Destinasi Alternatif Mengalami Pertumbuhan

Seiring menurunnya minat bepergian ke AS, destinasi global lainnya mulai diuntungkan. Bermuda, misalnya, telah mengalami lonjakan minat dari wisatawan Kanada yang kini memilih pulau Karibia sebagai alternatif yang lebih mudah diakses dan terjangkau dibanding destinasi AS. Hotel-hotel di Bermuda telah melaporkan peningkatan pemesanan sebesar 20%, dan kawasan Eropa lainnya, seperti Inggris, Prancis, dan Jerman, telah mengalami lonjakan pemesanan musim panas sebesar 32% dari wisatawan Kanada.

Maraknya destinasi alternatif mencerminkan tren wisatawan yang lebih luas yang mencari pilihan yang lebih ramah dan hemat biaya, karena AS menjadi semakin sulit dan mahal untuk dikunjungi.

Tantangan untuk Acara Global Besar

Tantangan yang semakin besar seputar kebijakan imigrasi AS menimbulkan kekhawatiran tentang partisipasi internasional dalam acara-acara global besar. Piala Dunia FIFA 2026 mendatang, yang akan diselenggarakan bersama oleh AS, Kanada, dan Meksiko, dapat mengalami gangguan signifikan dalam arus penggemar dan atlet karena penundaan dan masalah visa. Dalam beberapa kasus, pengunjung dari negara-negara seperti Brasil, Turki, dan Kolombia dapat menghadapi waktu tunggu hingga 700 hari untuk mendapatkan dokumen perjalanan yang diperlukan. Kekhawatiran serupa telah muncul tentang Olimpiade 2028 di Los Angeles, dengan Komite Olimpiade Internasional memperingatkan bahwa penundaan ini dapat merusak keberhasilan pertandingan.

Dampak Jangka Panjang terhadap Pariwisata AS

Dampak jangka panjang dari tantangan imigrasi ini mulai terlihat, dan masa depan pariwisata AS masih belum pasti. Meskipun negara ini tetap menjadi tujuan wisata global terkemuka, meningkatnya kompleksitas persyaratan masuk, meningkatnya biaya visa, dan retorika keras seputar imigrasi membuat wisatawan menjauh. Karena AS menghadapi persaingan yang semakin ketat dari tujuan wisata lain yang menawarkan akses lebih mudah, pemulihan industri pariwisata mungkin memerlukan waktu lebih lama dari yang diantisipasi.

Pada tahun 2025, industri pariwisata AS menghadapi rintangan yang signifikan dalam menarik wisatawan internasional. Mulai dari kontrol perbatasan yang ketat dan meningkatnya biaya visa hingga iklim politik yang memecah belah, banyak faktor yang dulu menjadikan AS sebagai tujuan wisata utama kini justru membuat wisatawan enggan berkunjung. Akibatnya, pendapatan pariwisata dapat menurun, sehingga menekan sektor perhotelan, ritel, dan transportasi. Wisatawan kini mencari destinasi alternatif yang menyediakan suasana yang lebih ramah dan proses masuk yang lebih lancar, yang menyoroti perlunya AS menyesuaikan kebijakannya agar tetap kompetitif di pasar perjalanan global.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *